Breaking

Selasa, 11 Juni 2019

Usaha Mikro yang bertahan 3 generasi.



(Dok Pribadi - Usaha Mikro)
Usaha mikro yang bertahan 3 generasi kalau dilihat dari luar mungkin sebagai hal yang biasa saja. Tapi kalau kita lihat lebih detail ke dalam, maka disana akan kita lihat bagaimana sepak terjang pemlik usaha mikro ini untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dari berbagai perkembangan dunia usaha saat ini, termasu persaingan usaha. Dulu ketika saya masih kecil usia sebelum Sekolah Dasar (maklum belum ada TK di tempat saya tinggal waktu hehehe), saya sering diajak bapak ke kios kecil untuk membeli makanan ringan dan juga beberapa product sekali pakai semisal obat nyamuk bakar, obat flu eceran dijual perbutir. Kue kue ringan zaman itu misalnya jippang, permen dan krupuk hehehe yang harganya hanya sekitar Rp.10,- sampai Rp.15,-. Iya hanya sepuluh sampai limabelas rupiah (mungkin nilai atau nominal yang aneh bagi anak anak sekarang). Penjualnya usianya saat ini sudah 68 tahun hampir sama atau satu angkatan dengan bapak saya. Nah…sesudah remaja sekitar SMP atau SMA di kios itu juga saya bersama teman teman sebaya waktu itu melewatkan waktu luang sore atau malam hari. Lebih lebih kalau di malam minggu, bisa sampai larut malam kami semua duduk nongkrong di kios ini. Dan sekarang usia saya sudah 40 tahun, anak anak saya sudah usia 20 tahun. Yang menarik lagi, sesudah bapak saya dulu sering beli beli dan ngobrol ngobrol di kios ini, kemudian masa remaja saya juga banyak saya lewatkan disini, nah sekarang anak anak saya dan teman temanya juga nongkrong dan melewatkan waktu luang disini juga hehehe. Sementara penjualnya masih orang yang sama. Jadi si penjual ini termasuk awet muda karena dulu bapak saya memanggilnya dg sebutan “Cak” saya juga memanggilnya “Cak” dan sekarang anak anak saya juga memanggilnya dengan panggilan yang sama yaitu “Cak”. Lengkap sudah 3 generasi menjadi pelanggan kios cak ini. Dan kios ini tetap bertahan juga berkembang menyesuaikan kebutuhan konsumen.

Sekarang saya akan mulai membahas tentang kiosnya dari zaman bapak saya sampai zaman saya dan zaman anak anak saya sekarang ini. Pastilah ada perbedaannya sehingga bisa bertahan bahkan berkembang. Karena sebenarnya di waktu dulu ada 3 kios kecil yang hampir sama dengan punya Cacak/kakak laki laki ini. Tapi yang dua akhirnya harus gulung tikar. Saya masih ingat, dulu kios hanya terisi product rokok, obat obatan, makanan ringan dan kue kue kering yang kalau tidak segera laku bisa menjadi tengik gak bisa dimakan. Dan uniknya, semua product atau barang dagangan disini dijual juga dengan cara eceran/satuan/perbiji. Misalnya, rokok hanya beli satu batang juga boleh. Obat hanya beli satu butir juga boleh hehehe padahal biasanya obat itu dijual satu blister isi 4 butir. Kenapa semua product barang dagangan disini dijual juga dengan cara eceran???? Justru disinilah kekuatan kios ini. Sadar bahwa di sekitar lingkunan kios ini banyak orang yang tidak mampu membeli rokok 1 pak, dan tidak perlu membeli obat sampai 1 blister (maklum orang desa biasanya kalau sakit flu, minum obat satu butir saja sudah sembuh hehehe) maka kios inipun memfasilitasi mereka hehehe. Agak lucu memang. Karena jarang sekali kios di sekitar tempat tinggal kita mau menjual eceran. Jualan eceran inilah yang membuat usaha mikro yang bertahan 3 generasi ini bisa terjadi beneran. Dan ternyata jualan secara eceran ini juga terdengar sampai di beberapa tetangga desa. Dan masyarakat tetangga desa ini yang hanya mampu membeli eceran,akhirnya rela naik sepeda pancal ke kios ini untuk membeli rokok, obat secara eceran. Dan nampaknya tanpa terasa, kios ini sudah menerapkan strategi bisnis “Niche” atau Ceruk bisnis. Yaitu spesifik pelanggan yang diambil adalah customer atau pembeli eceran. Yang ternyata mereka menjadi pelanggan setia turun temurun bahkan sampai melebar ke tetangga desa.      

Baiklah sesudah saya gambarkan tentang niche atau ceruk bisnis yang jadi customernya, sekarang akan kita lihat perkembangan productnya seperti apa selama 3 generasi ini berlangsung. Di zaman atau waktu bapak saya dulu, paling customer hanya beli makanan ringan, kue kue ringan, obat obatan termasuk obat nyamuk bakar, dan juga rokok. Di massa saya remaja product yang dijual juga hampir sama, tapi product yang dijual jumlahnya lebih banyak. Sedngkan di generasi anak anak saya saat ini banyak jenis product baru. Product baru ini, mau tidak mau harus diambil karena untuk mengikuti perkembangan kebutuhan customer. Contoh, sekarang juga jual elpiji melon, jual air dalam gallon baik yang asli maupun isi ulang. Selain itu, juga membuka jualan isi pulsa karena anak anak sekarang sudah pada pegang HP semua. Menariknya juga, penambahan product baru ini juga diambil dari keuntungan jualan secara bertahap. Kalau di perusahaan besar, ini khan bagian dari hasil laba atau keuntungan yang dikembalikan ke perusahaan untuk penambahan jumlah modal. Nampaknya dengan cara inilah kios cak ini menjadi usaha mikro yang bertahan 3 generasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar