Breaking

Selasa, 11 Juni 2019

Idul Fitrie 2019 dan Cara Warga Madura merayakannya

(Dok Pribadi - Ziarah kubur di Hari H Idul Fitrie)
Idul Fitrie 2019 dan Cara warga Madura merayakannya memang sangat berbeda dengan cara warga di daerah lain merayakannya. Nanti akan kita lihat dari awal merayakannya yaitu malam takbir sampai malam hari di tanggal 1 Syawal. Daerah Madura memang sangat beda dengan daerah lain, apalagi nuansa relgius sangat mewarnai warga Madura, baik di hari biasa, hari hari Ramadhan maupun di hari raya Idul fitrie dan juga di hari raya Idul Adha. Nuansa yang sangat berbeda ini sudah mulai terasa sejak malam takbir yaitu di saat Kumandang Adzan Magrib 1 Syawal dimulai. Sebagai catatan, pergantian hari dalam perhitungan ini adalah Magrib. Jadi ketika Adzan Magrib 1 Syawal dikumandangkan sebagai awal hari Raya, maka suasana di Madura sudah berbeda. Sirine panjang sekitar satu menit dikumandang, disusul suara Adzan. Kemudian dilanjutkan dengan takbir dan sholat Magrib. Tapi bersamaan dengan itu, suara petasan sudah mulai bersahutan. Mulai dari petasan yang kecil, sampai petasan yang besar sebesar botol BBM yang dijual di kios kios pinggir jalan. Tentu saja bunyinya juga bervariasi. Ada yang seperti ban meletus ada yang seperti suara tembakan senapan sampai ada yang seperti bunyi bom sebagai imbas besarnya petasan yang dibuat. Sebagian besar, petasan yang disulut di Madura ini adalah buatan sendiri (bukan untuk dijual belikan, tapi hanya untuk disulut sendiri). Jadi bukan industry petasan, tapi dibuat sendiri supaya ukuranya bisa sesuai dengan keiinginan masing masing orang. Bunyi petasan ini akan terus sambung meyambung tiada henti sampai besok pagi harinya saat sholat Ied dilaksanakan. Kalau di malam takbir kita terus menerus mendengarkan suara petasan tanpa henti, maka besok paginya kita akan melihat tumpukan sampah kertas bekas pembungkus petasan yang berserakan menutup jalan. Bahkan di beberapa tempat, biasanya di perempatan atau di pertigaan badan aspal jalan yang berwarna hitam tidak akan terlihat lagi karena sudah tertutup pecahan kertas putih bekas pembungkus petasan.

Pagi hari sesudah Subuh masyarakat Madura mulai berbondong bondong menuju masji besar atau masjid agung kota untuk sholat Ied. Pemandangan yang menarik akan terjadi disini. Karena masyarakat Madura banyak yang menjadi rantauan, sehingga banyak yang mudik pakai mobil. Jadi pas sholat Ied mereka juga membawa mobil. Imbasnya alun alun yang biasanya berada di sebelah timur Masjid akan penuh dengan mobil. Bahkan bisa meluber beberapa ratus meter dari alun alun. Memang begitulah kondisi Idul Fitrie 2019 dan cara warga Madura merayakannya.Kondisi yang sama  juga akan terjadi pada sholat hari raya Idul Adha 2019 atau hari raya Haji nanti. Warga Madura yang sangat religi ini sangat memberikan perhatian lebih terhadap 2 hari raya ini disbanding masyarakat di daerah lain.

Masih dalam rangkaian merayakan hari Raya Idul fitrie, sesudah sholat Ied, maka masyarakat pulang ke rumah masing masing dan biasanya akan diikuti acara sungkeman di keluarga masing masing. Sesudah itu semua masyarakat Madura akan ramai ramai atau berbondong bondong ziarah kubur ke makam leluhur atau keluarga mereka. Jadi kondisi makam akan ramai dan penuh sesak oleh peziarah. Ini juga tidak semua daerah melakukanya. Hanya di Madura dan beberapa tempat lainnya saja yang melakukan ziarah mendoakan leluhur mereka yang sudah meninggal dunia. Selain kompleks makam umum yang ramai, maka sepanjang jalan di depan makam bisa dipastikan akan sering macet, karena lalu lalang para peziarah dan juga kendaraan mobil yang diparkir di jalan di depan makam. Selain itu, sepanjang perjalanan dari rumah ke komplek makam, kadang juuga tersendat atau harus berhenti di tengah jalan, karena masih ada anak anak yang menyulut petasan. Semua kendaraan harus berhenti untuk memberikan kesempatan anak anak menyalakan petasan yang sebesar botol BBM. Karena kalau tidak berhenti, justru akan sangat berbahaya. Dan sepanjang jalan, juga masih akan terlihat kertas kertas bekas petasan yang berserakan. Sesudah acara ziarah, maka masyarakat Madura pulang ke rumah masing masing dan dilanjutkan dengan silaturahmi ke sanak family atau saudara saudara yang beda rumah. Kemudian dilanjut silaturahmi ke tetangga tetangga kanan kiri. Kalau belum selesai juga, biasanya dilanjutkan di malam harinya. Oh iya…satu lagi yang terlewatkan tentang perayaan Idul Fitrie yang khas di Madura yang tidak akan anda temukan di daerah lain. Yaitu masakan khas Madura yang hanya dimasak pada hari raya. Namanya topak ladhe. Makanan khas yang kuahnya terbuat dari santan, kemudian makanannya terdiri atas kacang panjang yang dipotong pendek pendek serta ada daging sapinya. Masakan ini khas, tidak ada di daerah lain dan hanya ada di Madura. Itupun adanya hanya pas hari raya Idul Fitrie atau idul Adha. Itulah sekelumit tentang Idul Fitrie 2019 dan cara warga Madura merayakanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar