(Dok Pribadi - Ziarah kubur di Hari H Idul Fitrie)
Idul Fitrie 2019 dan Cara warga Madura merayakannya
memang sangat berbeda dengan cara warga di daerah lain merayakannya. Nanti akan
kita lihat dari awal merayakannya yaitu malam takbir sampai malam hari di
tanggal 1 Syawal. Daerah Madura memang sangat beda dengan daerah lain, apalagi
nuansa relgius sangat mewarnai warga Madura, baik di hari biasa, hari hari
Ramadhan maupun di hari raya Idul fitrie dan juga di hari raya Idul Adha.
Nuansa yang sangat berbeda ini sudah mulai terasa sejak malam takbir yaitu di
saat Kumandang Adzan Magrib 1 Syawal dimulai. Sebagai catatan, pergantian hari
dalam perhitungan ini adalah Magrib. Jadi ketika Adzan Magrib 1 Syawal
dikumandangkan sebagai awal hari Raya, maka suasana di Madura sudah berbeda.
Sirine panjang sekitar satu menit dikumandang, disusul suara Adzan. Kemudian dilanjutkan
dengan takbir dan sholat Magrib. Tapi bersamaan dengan itu, suara petasan sudah
mulai bersahutan. Mulai dari petasan yang kecil, sampai petasan yang besar
sebesar botol BBM yang dijual di kios kios pinggir jalan. Tentu saja bunyinya
juga bervariasi. Ada yang seperti ban meletus ada yang seperti suara tembakan
senapan sampai ada yang seperti bunyi bom sebagai imbas besarnya petasan yang
dibuat. Sebagian besar, petasan yang disulut di Madura ini adalah buatan
sendiri (bukan untuk dijual belikan, tapi hanya untuk disulut sendiri). Jadi
bukan industry petasan, tapi dibuat sendiri supaya ukuranya bisa sesuai dengan
keiinginan masing masing orang. Bunyi petasan ini akan terus sambung meyambung
tiada henti sampai besok pagi harinya saat sholat Ied dilaksanakan. Kalau di
malam takbir kita terus menerus mendengarkan suara petasan tanpa henti, maka
besok paginya kita akan melihat tumpukan sampah kertas bekas pembungkus petasan
yang berserakan menutup jalan. Bahkan di beberapa tempat, biasanya di
perempatan atau di pertigaan badan aspal jalan yang berwarna hitam tidak akan
terlihat lagi karena sudah tertutup pecahan kertas putih bekas pembungkus
petasan.
Pagi hari sesudah Subuh masyarakat Madura mulai
berbondong bondong menuju masji besar atau masjid agung kota untuk sholat Ied. Pemandangan
yang menarik akan terjadi disini. Karena masyarakat Madura banyak yang menjadi
rantauan, sehingga banyak yang mudik pakai mobil. Jadi pas sholat Ied mereka
juga membawa mobil. Imbasnya alun alun yang biasanya berada di sebelah timur
Masjid akan penuh dengan mobil. Bahkan bisa meluber beberapa ratus meter dari
alun alun. Memang begitulah kondisi Idul Fitrie 2019 dan cara warga Madura
merayakannya.Kondisi yang sama juga akan
terjadi pada sholat hari raya Idul Adha 2019 atau hari raya Haji nanti. Warga Madura
yang sangat religi ini sangat memberikan perhatian lebih terhadap 2 hari raya
ini disbanding masyarakat di daerah lain.
Masih dalam rangkaian merayakan
hari Raya Idul fitrie, sesudah sholat Ied, maka masyarakat pulang ke rumah
masing masing dan biasanya akan diikuti acara sungkeman di keluarga masing
masing. Sesudah itu semua masyarakat Madura akan ramai ramai atau berbondong
bondong ziarah kubur ke makam leluhur atau keluarga mereka. Jadi kondisi makam
akan ramai dan penuh sesak oleh peziarah. Ini juga tidak semua daerah
melakukanya. Hanya di Madura dan beberapa tempat lainnya saja yang melakukan
ziarah mendoakan leluhur mereka yang sudah meninggal dunia. Selain kompleks
makam umum yang ramai, maka sepanjang jalan di depan makam bisa dipastikan akan
sering macet, karena lalu lalang para peziarah dan juga kendaraan mobil yang
diparkir di jalan di depan makam. Selain itu, sepanjang perjalanan dari rumah
ke komplek makam, kadang juuga tersendat atau harus berhenti di tengah jalan,
karena masih ada anak anak yang menyulut petasan. Semua kendaraan harus
berhenti untuk memberikan kesempatan anak anak menyalakan petasan yang sebesar
botol BBM. Karena kalau tidak berhenti, justru akan sangat berbahaya. Dan
sepanjang jalan, juga masih akan terlihat kertas kertas bekas petasan yang
berserakan. Sesudah acara ziarah, maka masyarakat Madura pulang ke rumah masing
masing dan dilanjutkan dengan silaturahmi ke sanak family atau saudara saudara
yang beda rumah. Kemudian dilanjut silaturahmi ke tetangga tetangga kanan kiri.
Kalau belum selesai juga, biasanya dilanjutkan di malam harinya. Oh iya…satu
lagi yang terlewatkan tentang perayaan Idul Fitrie yang khas di Madura yang
tidak akan anda temukan di daerah lain. Yaitu masakan khas Madura yang hanya
dimasak pada hari raya. Namanya topak ladhe. Makanan khas yang kuahnya terbuat
dari santan, kemudian makanannya terdiri atas kacang panjang yang dipotong
pendek pendek serta ada daging sapinya. Masakan ini khas, tidak ada di daerah
lain dan hanya ada di Madura. Itupun adanya hanya pas hari raya Idul Fitrie
atau idul Adha. Itulah sekelumit tentang Idul Fitrie 2019 dan cara warga Madura
merayakanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar