(Dok Pribadi - Ilustrasi)
Sistem pemerintahan Indonesia (2) kali ini akan
membahas tentang system pemerintahan di masa kerajaan kerajaan terdahulu yang
ada di Nusantara. Dimana waktu itu belum terbentuk Indonesia. Yang ada adalah
kerajaan kerajaan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Dan mereka
berdiri sendiri satu sama lain. Sistem pemerintahannyapun tentu saja masih
menggunakan system Monarkhi. Sistem monarkhi ini mengisyratkan bahwa kekuasaan
pemerintahan suatu negara terpusat hanya pada satu orang saja yaitu Raja
sebagai kepala negara dan raja sebagai Kepala Pemerintahan. Tentu saja di masa
itu, system monarkhi yang dipakai adalah system Monarkhi Absolut atau Mutlak. Karena
pada waktu itu adalah zaman sejarah Indonesia yang masih di tahun 350 Masehi.
Jadi system Monarkhi belum berkembang sperti sekarang ini. Yaitu ada system Monarkhi
Mutlak atau abosolut dan system monarkhi konstitusi. Kalau kita mengacu pada
pengertian dan etimologi kata atau Bahasa. Maka monarkhi ini berasal dari kata Bahasa
Yunani yang artinya adalah sebagai berikut; Monos yang berarti satu da archein
yang berarti pemerintahan. Dalam perkembangan Bahasa, kata monos ini diserap
dalam Bahasa Indonesia menjadi mono yang berarti tunggal atau satu. (contoh,
mono shock/shock tunggal). Dengan demikian yang dimaksud dengan monarchi adalah
system pemerintahan yang dikuasai oleh seorang pemimpin tunggal yaitu raja
sebagai pemilik atau penguasa kerajaan. Apakah system monarchi ini cocok
digunakan waktu itu, untuk menjawab pertanyaan ini memang kita tidak bisa
langsung mencari literaturnya, karena catatan tentang sejarah kerajaan kerajaan
tertua di Nusantara sangat minim. Kita hanya bisa mendeteksi dari hasil hasil adat
dan budaya yang tercatat dalam berbagai prasasti, yang jumlahnya juga terbatas
bahkan minim. Dan kebanyakan isi prasasti itu juga hanya catatan bergaya seloka
tentang sang raja yang gagah berani Berjaya dalam memimpin kerajaannya. Sebut
saja 7 prasasti tentang kerjaaan Taruma
negara, juga bercerita tentang raja raja di kerajaan Taruma negara. Ada juga
yang bercerita tentang, dahan dan daun daunan serta umbi umbian dan buaha
buahan. Sehingga ada sebagian yang menafsirkan sebagai kerajaan yang adil dan
makmur meskipun menggunakan system pemerintaha monarkhi, sehingga kebutuhan
sandang pangan dan papan warga negara bisa terpenuhi. Menuliskan tentang
kemakmuran sebuah kerajaan, membuat saya teringat tentang pernyataan Mantan
Gubernur Jatim Basofi Sudirman, “Apapun bentuk dan system pemerintahan itu
tidak menjadi masalah, yang penting adalah kemakmuran rakyat bisa diwujudkan”.
Kalau demokrasi itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Sementara
monarkhi atau kerajaan itu, dari Raja oleh raja tapi untuk kemakmuran rakyat.
Dari berbagai literature ditemukan, bahwa kerajaan
Tarumunegara ini sempat mencapai puncak kejayaanya, karena sang raja mempu
membangun infra struktur perekonomian dan pertanian di sekitar sungai di
kawasan citarum. Bahkan sang raja mampu memberikan kurban 1000 ekor sapi pada
waktu pembangunan infra struktur di sungai citarum ini. Inilah sekilas catatan
tentang hasil sistem pemerintahan Indonesia (2) di masa yang sangat sangat
lampau dimana nama Indonesia sendiri belum ada waktu itu. Beberapa catatan
sejarah lainnya tentang kerajaan kerajaan yang masuk dalam wilayah Nusantara
yang juga mencapai kejayaanya di masa yang lebih muda, diantaranya kerajaan
Padjajaran, kerajaan majapahit. Dimana di masa kerajaan kerajaan itu
perkembangan budaya masyarakat diwarnai oleh budaya yang terpengaruh oleh
ajaran Hindhu dan Budha. Kejayaan hasil system pemerintahan mereka ditandai
dengan berbagai hasil budaya dan luasnya wilayah kekuasaan kerajaan kerajaan
tersebut. Sebut saja kerajaan Majapahit yang wilayahnya meliputi seluruh
Nusantara + Malasyia dan Brunei, Singapura serta Thailand (dalam peta masa
kini). Belum lagi hasil budaya lainnya yang berupa alat alat kebutuhan sehari
hari serta perhiasan dari emas yang dapat ditemukan di sekitar trowulan saat
ini. Juga bisa dilihat di infrastruktur yang ada, misalnya saluran air domestic
yang dibuat di bawah pemukiman/didalam tanah, maupun saluran irigasi pertanian
dll. Ini semua adalah hasil dari system pemerintahan yang monarkhi saat itu.
Meskipun semuanya harus berantakan karena perang saudara di bumi Majapahit.
Selain kerajaan kerajaan di
Jawa, di pulau lain juga berdiri kerajaan kerajaan yang hasil system pemerintahanya
juga sangat Berjaya. Sebut saja kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Kalau melihat
dari asal kata, Sri berarti cahaya dan wijaya berarti kejayaan. Sehingga secara
keseluruhan kerajaan sriwijaya berarti kerajaan cahaya yang mencapai kejayaanya.
Hasil hasil system pemerintahanya juga terlihat dari bagaimana sepak terjang
kerajaan sriwijaya dengan kerajaan kerajaan lainnya. Sebagai contoh, banyaknya
para pemuka agama yang belajar agama di kerajaan Sriwijaya ini. Sriwijaya juga
mengusai jalur perdagangan dan perekonomian yang memang menggunakan armada laut
sebagai jalur perdagangannya. Secara keseluruhan memang cukup banyak kerajaan
kerajaan yang hidup di seluruh wilayah Nusantara. Karena itu, persaingan
diantara kerajaan yang ada di Nusantara untuk memperebutkan jalur perdagangan
dan perekonomian juga menjadi bagian hasil system pemerintahan waktu itu dalam
bentuk monarkhi yang menjadi pendahulu sistem pemerintahan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar