Breaking

Senin, 10 Juni 2019

Kopi Luwak Kopi Kenangan

(Dok Pribadi - Luwak yang ada dalam kandang di rumah Saudara)
Kopi Luwak Kopi Kenangan sepanjang masa, meski saya bukan pecandu kopi. Tapi, paling tidak ini yang saya rasakan ketika saya melihat kopi putih atau white coffe atau kopi luwak. Dalam artikel saya kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya dg kopi luwak sendiri. Di kunjungan hari raya idul Fitrie kemarin di wilayah malang selatan di tempat saudara saya, ada pemandangan menarik, karena di depan rumah ada 2 luwak yang di tempatkan di dalam kandang di depan rumah. Iseng iseng saya tanya ke Saudara saya. “Wahh ini ada 2 ekor luwak, enak panjenengan bisa membuat kopi luwak sendiri hehehe”. Saudara sayapun menjawab sambil tertawa “ya pernah mas tapi gak maksimal hehehe”. Kemudian saya tanya balik “Lho kenapa mas koq gak maksimal?”. Kemudian saudara saya ini balik menjawab “beberapa kali saya coba bikin kopi luwak, caranya saya beli biji kopi yang sudah tua di petani kopi kemudian saya masukan ke kandang luwak ini supaya dimakan. Tapi ternyata, luwak ini tidak mau memakan semua biji kopi yang saya masukan ke kandang. Hanya sebagian saja yang dimakan, dan selalu begitu. Ternyata saya baru tahu, bahwa luwak ini punya selera biji kopi yang tinggi, sehingga hanya biji kopi yang benar benar berkualitas tinggi saja yang dimakan. Sementara biji kopi yang kualitas rendah tidak dimakanya hehehe”.

Penjelasan saudara saya ini membuat memory otak saya membuka  kenangan kenangan saya tentang kopi dan luwak. Beberapa tahun lalu saya sering melakukan perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi dengan menggunakan Kereta Api yang melintas di tengah tengah kebun Kopi di daerah Jember. Sekali waktu, saya juga sempat melihat binatang luwak ini berada di tengah tengah perkebunan kopi ini. Kopi luwak kopi kenangan memang buat saya. Karena sesudah memory saya tentang kebun kopi dan binatang Luwak di jalur Kereta Api Surabaya Banyuwangi, memory saya pergi ke kunjungan kerja saya ke PTPN yang ada di kebun the di Lawang Malang. Waktu itu, selain ada penjelasan tentang the dan proses produksi serta proses panen, kami juga dapat kesempatan untuk mendengarkan cerita tentang Kopi. Satu diantaranya tentang proses Kopi Luwak. Dijelaskan proses pembuatan kopi luwak ada 2 jenis. Pertama yang proses alami. Jadi luwak ini hidup liar di tengah tengah kebun kopi. Setiap hari Luwak ini akan memakan biji kopi pilihan (luwak punya cita rasa biji kopi yang tinggi hehehe) yang berkualitas tinggi. Nah sesudah dimakan, dan berada di dalam perut Luwak (fermentasi), maka biji kopi tadi dikeluarkan melalui kotoran luwak dalam kondisi biji masih utuh. Nah biji kopi yang difermentasi inilah yang jadi bahan kopi luwak. Kedua, yang proses semi alami. Luwak dipelihara di dalam kandang kemudian dikasih makan biji Kopi. Selanjutnya prosesnya sama dengan cara yang pertama. Karena prosesnya yang rumit dan panjang butuh waktu yang agak lama juga, dan tidak bisa diproduksi massal/dalam jumlah pabrikan, maka harganya mahal. Maklum jumlah luwak tidak banyak, dan perut luwak juga tidak sebesar gudang pabrik hehehe, sehingga jumlah produksinya tidak terlalu banyak. Imbasnya, harga kopi luwak juga mahal. Per kilogram biji kopi bisa seharga 1 jt sampai 1,5 jt. Sementara secangkir Kopi Luwak bisa mencapai harga 100 ribu sampai 150 ribu. Hehehe mahal bukan….. memang dalam sejarahnya, kopi Luwak ini sudah ada sejak jaman Belanda di tanah Jawa. Waktu itu, Belanda mencoba mengembangkan perkebunan kopi di tanah Jawa. Dalam proses itu ada fenomena menarik, luwak ini ternyata ikut memakan biji kopi. Tapi karena perut luwak tidak mampu mencerna biji kopi yang sangat keras ini, maka biji kopi ini terfermentasi secara alami dalam lambung atau perut Luwak. Maka begitu keluar dari perut Luwak bersamaan dengan kotoran, biji kopi ini masih utuh. Dan ternyata, kopi ini punya aroma dan rasa yang berbeda. Apalagi ternyata, dalam memakan biji kopi, Luwak ini juga memilih biji yang berkualitas baik. Sedangkan yang berkualitas rendah, tidak dimaknya.  

Proses pembuatan kopi luwak ini juga mengingatkan saya tentang Durian Gajah. Jadi konon katanya durian gajah ini cara pembatanya juga hampir sama dengan kopi Luwak. Buah durian yang sudah matang dan jatuh ke rerumputan oleh binatang gajah digulung bersama rumput gerinting (jenis rumput Makanan Gajah) setelah digulung seperti bola (sehingga tidak terlihat lagi duri durinya karena terbungkus rumput) kemudian dimakan gajah. Sesudah didalam perut gajah beberapa hari (difermentasi) kemudian dikeluarkan lewat kootoran gajah hehehe. Konon katanya, durian ini juga punya aroma dan rasa tersendiri heheh. Apa iya????  Ya atau tidak, itu catatan saya tentang Kopi Luwak Kopi Kenangan.

1 komentar:

  1. Hobi Judi Online ? Daftar Di Bolavita Sekarang Juga !
    Bolavita Adalah Agen Judi Online Teregulasi dan Berlicensi resmi yang sudah berdiri sejak 2014 !

    JUDI SABUNG AYAM S128
    JUDI SABUNG AYAM SV388
    AGEN JUDI SBOBET
    AGEN JUDI CASINO LIVE
    AGEN JUDI FAFASLOT
    AGEN JUDI JOKER123
    AGEN JUDI IDNLIVE
    AGEN JUDI PLAY1628

    Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus