(Dok Pribadi - Luwak yang ada dalam kandang di rumah Saudara)
Kopi Luwak Kopi Kenangan sepanjang masa, meski saya
bukan pecandu kopi. Tapi, paling tidak ini yang saya rasakan ketika saya
melihat kopi putih atau white coffe atau kopi luwak. Dalam artikel saya kali
ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya dg kopi luwak sendiri. Di kunjungan
hari raya idul Fitrie kemarin di wilayah malang selatan di tempat saudara saya,
ada pemandangan menarik, karena di depan rumah ada 2 luwak yang di tempatkan di
dalam kandang di depan rumah. Iseng iseng saya tanya ke Saudara saya. “Wahh ini
ada 2 ekor luwak, enak panjenengan bisa membuat kopi luwak sendiri hehehe”.
Saudara sayapun menjawab sambil tertawa “ya pernah mas tapi gak maksimal hehehe”.
Kemudian saya tanya balik “Lho kenapa mas koq gak maksimal?”. Kemudian saudara
saya ini balik menjawab “beberapa kali saya coba bikin kopi luwak, caranya saya
beli biji kopi yang sudah tua di petani kopi kemudian saya masukan ke kandang
luwak ini supaya dimakan. Tapi ternyata, luwak ini tidak mau memakan semua biji
kopi yang saya masukan ke kandang. Hanya sebagian saja yang dimakan, dan selalu
begitu. Ternyata saya baru tahu, bahwa luwak ini punya selera biji kopi yang
tinggi, sehingga hanya biji kopi yang benar benar berkualitas tinggi saja yang
dimakan. Sementara biji kopi yang kualitas rendah tidak dimakanya hehehe”.
Penjelasan saudara saya ini membuat memory otak saya
membuka kenangan kenangan saya tentang
kopi dan luwak. Beberapa tahun lalu saya sering melakukan perjalanan dari
Surabaya ke Banyuwangi dengan menggunakan Kereta Api yang melintas di tengah
tengah kebun Kopi di daerah Jember. Sekali waktu, saya juga sempat melihat
binatang luwak ini berada di tengah tengah perkebunan kopi ini. Kopi luwak kopi
kenangan memang buat saya. Karena sesudah memory saya tentang kebun kopi dan
binatang Luwak di jalur Kereta Api Surabaya Banyuwangi, memory saya pergi ke
kunjungan kerja saya ke PTPN yang ada di kebun the di Lawang Malang. Waktu itu,
selain ada penjelasan tentang the dan proses produksi serta proses panen, kami
juga dapat kesempatan untuk mendengarkan cerita tentang Kopi. Satu diantaranya
tentang proses Kopi Luwak. Dijelaskan proses pembuatan kopi luwak ada 2 jenis. Pertama yang proses alami. Jadi luwak
ini hidup liar di tengah tengah kebun kopi. Setiap hari Luwak ini akan memakan
biji kopi pilihan (luwak punya cita rasa biji kopi yang tinggi hehehe) yang
berkualitas tinggi. Nah sesudah dimakan, dan berada di dalam perut Luwak
(fermentasi), maka biji kopi tadi dikeluarkan melalui kotoran luwak dalam
kondisi biji masih utuh. Nah biji kopi yang difermentasi inilah yang jadi bahan
kopi luwak. Kedua, yang proses semi
alami. Luwak dipelihara di dalam kandang kemudian dikasih makan biji Kopi. Selanjutnya
prosesnya sama dengan cara yang pertama. Karena prosesnya yang rumit dan
panjang butuh waktu yang agak lama juga, dan tidak bisa diproduksi massal/dalam
jumlah pabrikan, maka harganya mahal. Maklum jumlah luwak tidak banyak, dan
perut luwak juga tidak sebesar gudang pabrik hehehe, sehingga jumlah
produksinya tidak terlalu banyak. Imbasnya, harga kopi luwak juga mahal. Per
kilogram biji kopi bisa seharga 1 jt sampai 1,5 jt. Sementara secangkir Kopi
Luwak bisa mencapai harga 100 ribu sampai 150 ribu. Hehehe mahal bukan…..
memang dalam sejarahnya, kopi Luwak ini sudah ada sejak jaman Belanda di tanah Jawa.
Waktu itu, Belanda mencoba mengembangkan perkebunan kopi di tanah Jawa. Dalam
proses itu ada fenomena menarik, luwak ini ternyata ikut memakan biji kopi. Tapi
karena perut luwak tidak mampu mencerna biji kopi yang sangat keras ini, maka
biji kopi ini terfermentasi secara alami dalam lambung atau perut Luwak. Maka
begitu keluar dari perut Luwak bersamaan dengan kotoran, biji kopi ini masih
utuh. Dan ternyata, kopi ini punya aroma dan rasa yang berbeda. Apalagi
ternyata, dalam memakan biji kopi, Luwak ini juga memilih biji yang berkualitas
baik. Sedangkan yang berkualitas rendah, tidak dimaknya.
Proses pembuatan kopi luwak
ini juga mengingatkan saya tentang Durian Gajah. Jadi konon katanya durian
gajah ini cara pembatanya juga hampir sama dengan kopi Luwak. Buah durian yang
sudah matang dan jatuh ke rerumputan oleh binatang gajah digulung bersama
rumput gerinting (jenis rumput Makanan Gajah) setelah digulung seperti bola
(sehingga tidak terlihat lagi duri durinya karena terbungkus rumput) kemudian
dimakan gajah. Sesudah didalam perut gajah beberapa hari (difermentasi)
kemudian dikeluarkan lewat kootoran gajah hehehe. Konon katanya, durian ini
juga punya aroma dan rasa tersendiri heheh. Apa iya???? Ya atau tidak, itu catatan saya tentang Kopi
Luwak Kopi Kenangan.
Hobi Judi Online ? Daftar Di Bolavita Sekarang Juga !
BalasHapusBolavita Adalah Agen Judi Online Teregulasi dan Berlicensi resmi yang sudah berdiri sejak 2014 !
JUDI SABUNG AYAM S128
JUDI SABUNG AYAM SV388
AGEN JUDI SBOBET
AGEN JUDI CASINO LIVE
AGEN JUDI FAFASLOT
AGEN JUDI JOKER123
AGEN JUDI IDNLIVE
AGEN JUDI PLAY1628
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita