Breaking

Senin, 13 Mei 2019

Cara Sukses Jualan Es Degan Modern VS Tradisional

(Dok Pribadi - Warung Es Degan)
Surabaya. Kemarin sore, saya sempat berbelanja beberapa keperluan sehari hari di toko modern si merah. Sesudah itu, karena menjelang Magrib dan perut saya agak kurang enak, saya putuskan untuk sekalian membeli es degan tapi tanpa es…hehehe  maksud saya Kelapa muda + air gula saja. Dari 2 tempat saya belanja ini bener bener membuat saya kesal.  Waahhh jadi curhat hehehe. Sebenarnya saya bukan curhat, Cuma ini perbandingan saja, mungkin ada di antara pembaca yang punya usaha, mohon bener diperhatikan tentang standar pelayanan terhadap konsumen. Meskipun usaha anda adalah usaha tradisional. Makanya, sesudah saya cerita tentang 2 tempat belanja yang menjengkelkan saya ini, nanti saya juga akan bercerita tempat belanja (Es degan Modern yang sangat menyenangkan) dan pembelinya begitu banyak.

Jadi ceritanya begini, saya sore itu berbelanja ke toko modern si merah, saya belanja ke sini dengan harapan bisa cepat balik ke rumah. Saya hanya belanja detergen cair dan obat maag cair. Tapi begitu sampai di kasir, ehmmmm antrinya panjang bener. Dalam pada menunggu antrian itu, saya mulai berpikir dan memperhatikan si kasir dan para consumen, dan bertanya dalam hati apa yang sebenarnya membuat antrian ini begitu panjang. Ternyata ada beberapa hal yang saya temukan dan membuat saya berkonklusi “ini toko modern tapi sudah tidak modern lagi”. Beberapa hal yang saya temukan itu antara lain :

Pertama, standard kinerja kasir yang saya lihat kurang cekatan dan lambat. Kenapa saya bilang lamabat. Karena saya pernah menemukan, ada seorang kasir yang sangat cepat sekali dalam menghitung belanjaan, memasukan uang belanjaan, dan  mengnyiapkan uang kembalian. Jadi saya membandingkan si kasir di depan saya ini yang lambat dengan si kasir yang sangat cepat itu.

Kedua, yang membbuat antrian jadi panjang karena ada seorang consumen yang membayar angsuran. Mestinya membayar angsuran ini dibedakan atau dipisah dengan consumen pembeli. Karena konsumen pembeli ini khan hanya check list harga melalui barcode, jadi lebih cepat. Nahh kalau digabung dengan consumen yang membayar angsuran akan berdampak pada antrian yang memanjang. Karena, kalau membayar angsuran maka si kasir harus masuk ke program pihak ketiga atau perusahaan pemeberi kredit. Dan ini biasanya prosesnya agak lama. Sehingga menimbulkan antrian yang panjang. Kasihan consumen pembeli, harus antri sambil membawa barang belanjaan.

Ketiga, saya perhatikan software kasirnya sudah mulai melambat dibandingkan dengan pertama kali toko modern ini muncul. Dulu pertama kali toko modern ini hadir, software kasir sangat cepat dioperasikan. Tapi sekarang saya lihat beberapa kali kasir mengetuk layar monitor, maka dia harus menunggu beberapa waktu untuk melihat hasilnya, bahkan kadangkala sampai nunggu setengah menit atau lebih baru ketahuan hasilnya. Tentu ini sudah tidak modern lagi. Mestinya softwarenya harus berkecapatan tinggi, jadi langsung di ketuk atau disentuh langsung keluar hasilnya.
Itulah pengalaman sore saya di toko modern yang membuat saya agak kesal. Kesal karena dulu pelayanannya sangat cepat, tapi semakin hari semakin lambat. Sesudah belanja dari toko modern ini, saya langsung pulang, tapi berhenti dulu sebentar beli air degan/kelapa muda. Dan nampaknya, pemandangan yang kurang menyenangkan kulihat lagi di kedai es kelapa muda ini. Singkat cerita, aku harus antri lagi, karena pelayananya sangat lambat. Tidak cekatan. Padahal kalau mau dan kalau tahu, pelayanan ini bisa dipercepat, karena pembeli pada sore hari lebih banyak. Ada jam jam tertentu, dimana pembeli meningkat tajam, dan ada jam jam terntentu jumlah pembeli menurun.

Baiklah, dua pengalaman di atas adalah pengalaman yang di bawa standard. Dan seperti yang saya janjikan tadi, sekarang saya akan bercerita tentang pengalaman saya yang lain yang yang masih terkait dengan Cara Jualan es degan modern. Di dekat perusahaan klien saya, ada warung khusus jualan es degan, namanya Es Degan Berlian. Ada beberapa macam es Degan di situ. Ada es Degan susu, ada es degan original dan ada beberapa jenis lainnya yang saya ga hafal….(heheh sebutanya aja udah jaman now). Waktu itu jam makan siang saya bersama teman saya langsung pesan 5 es degan dibungkus, 2 original dan 3 es degan susu. Dalam hati saya berkata…waah bakalan lama ini, yang beli ramai sekali yang ngandok(minum ditempat/di warung juga ramai). Tapi di Luar dugaan, tidak sampai satu menit 5 bungkus es degan sudah diserahkan ke teman saya. Saya kaget campur senang…”Lho koq cepat benar”. Sambil menunggu uang kembalian saya amati para pelayan warung Es Degan Berlian ini. Dari pengamatan saya itu, baru saya tahu kenapa pengunjung warung Es degan ini begitu ramai, dan kenapa pelayanannya bisa begitu cepat. Karena ternyata khusus untuk konsumen yang membeli es degan dibungkus sudah disiapkan di dalam box pendingin, jadi begitu ada pembeli es degan untuk dibawa pulang atau dibungkus, pelayan sudah tinggal ambil di box pendingin itu. Sedangkan pembeli yang akan minum di warung, juga dilayani dengan cepat, karena semua pelayan melakukan pekerjaannya dengan cepat. Jadi hampir tidak ada antrian yang panjang di warung ini, meskipun pembeli juga ramai. Belakangan hari saya tahu, ternyata es degan bungkus itu disiapkan di jam jam sepi pengunjung. Waktu itu antara jam 9 pagi saya mampir di warung ini lagi, dan semua pelayan juga bekerja cepat meski pengunjung tidak terlalu ramai. Dan sebagian pelayan melakukan pekerjaan membungkus es degan dalam plastic kemudian memasukan es degan bungkus itu kedalam box Pendingin. Ternyata itu untuk stock jam ramai pengunjung yaitu jam 12 sampai 13. Kemudian jam 3 membuat stock lagi untuk jam ramai pengunjung yaitu jam 4 smp 5 sore (jam pulang kerja karyawan).  Wal hasil dengan cara seperti ini, pengunjung warung bertambah ramai, dan pengunjungpun merasa senang karena pelayanan yang super cepat. Itulah kenapa di artikel ini saya beri judul “Cara Jualan Es Degan Modern”.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar