Breaking

Selasa, 28 Mei 2019

Cara Jadi Pemimpin yang Baik seperti Umar bin Khatab

(Dok Pribadi - Kajian Tauladan dari Umar bin Khatab)
Cara jadi pemimpin yang baik seperti Umar bin Khatab disampaikan oleh Ustadz Akhsanul di Masjid Nasional Al Akbar siang ini dalam rangkaian sholat dhuhur berjamaah. Apa yang disampaikan dalam kajian siang ini, menjadi oase bagi jamaah sholat dhuhur di tengah teriknya matahari di kota Surabaya. Dalam kajian siang ini, sang ustadz mengawali ceritanya dengan sejarah awal Umar bin Khatab sebelum masuk islam. Umar bin Khatab adalah pribadi yang tangguh, berbadan tinggi besar, tegas, pintar dan juga pemberani. Tapi karena masih hidup di jaman jahiliyah (sebelum islam ada), maka kepintaran dan keberanian yang dimiliki oleh Umar bin Khatab inipun hanya akan mnimbulkan berbagai permasalahan, karena kepintaran dan keberanian yang dimiliki tidak ditujukan untuk keluhuran nilai nilai kemanusian.  Sehingga ketika Muhammad di jadikan oleh Allah sebagai rasulNya dan Muhammad melihat dan mengetahui betul pribadi Umar yang tegas, pemberani, pintar, dan secara fisik tinggi besar, maka Rasulullah Muhammad berdoa, supaya islam bisa berkembang pesat dan jaya bersama Umar bin Khatab. Rasulullah berdoa seperti ini, karena beliau melihat potensi yang sangat besar dalam diri Umar bin Khatab. Dan akhirnya doa Rasulullah dikabulkan oleh Allah. Ketika itu, Umar bin Khatab baru saja pulang dan mendengarkan adik perempuanya sedang membaca ayat ayat Al qur’an, saat itulah tiba tiba Umar merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya…. Maka beliaupun menemui Rasulullah dan akhirnya mendapat hidayah untuk masuk islam. Bahkan sepak terjang Umar bin Khatab ini sangatlah memberikan hal hal yang positif dan diamalkan umat muslim dalam perjalanan Islam sampai saat ini. Beberapa hal yang patut jadi tauladan dari diri Umar bin Khatab antara lain 

Pertama. Ketika Rasulullah malam hari menjalani peristiwa Isra Mi’Raj, maka pagi harinya masyarakat menjadi rebut. Sahabat sahabat yang kuat imannya seperti Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali langsung percaya terhadap perjalanan Isra Mi’raj. Tetapi orang orang kafir yang memang sejak awal tidak mempercayai keRasulan Muhammad, mengajukan berbagai pertanyaan yang bernada mengejek dan mempermainkan Muhammad Rasullah. Maka saat saat seperti inilah cara jadi pimpinan yang baik seperti Umar bin Khatab bisa kita lihat. Apa yang dilakukan Umar bin Khatab????? Menghadapi kelompok kafir yang semacam ini, Umar bin Khatab tampil ke depan dan dengan menghunus pedang dan rasa marah yang besar akan membunuh orang orang kafir semacam ini. Tapi oleh Rasulullah, Umar bin Khatab di larang melakukanya.

Kedua, ketika pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, banyak para penghafal Al Quran yang gugur di peperanga dalam menegakan islam. (saat itu, Al Quran belum dijadikan mushaf semacam sekarang ini). Ayat ayat Al Quran terpahat dalam hati dan pikiran para sahabat. Tapi karena para sahabat yang hafal Al Quranmulai banyak yang berguguran, maka Umar bin Khatab khawatir Al Quran akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan gugurnya para penghafal Al Quran. Karena itu, Umar mulai berpikir mencari cara meyelamatkan Al Quran. Karena itu, Umar mengusulkan supaya Al quran yang tertulis di berbagai tempat dan juga dihafal para sahabat untuk segera dibukukan. Dan hasilnya seperti yang kita nikmati saat ini, Al Quran terkumpul rapi dalam satu bentuk kitab. Apa yang bisa kita teladani dari peristiwa ini??? Sebagai seorang pimpinan, harus pintar pintar melihat kondisi masa depan dengan kejadian yang ada di masa sekarang. Cara jadi pimpinan yang baik dan berkulitas, kembali ditunjukan oleh beliau Umar bin Khatab.

Ketiga. Ketika itu di masa Rasulullah dan sahabat, sholat Taraweh masih dilakukan sendiri sendiri oleh para sahabat. Sehingga suasana dalam masjid sangat ramai, karena masing masing sahabat membaca ayat ayat Al Quran sendiri sendiri untuk sholatnya, Sehingga Umar bin Khatab merasakan ketidak indahan bacaan ayat ayat suci Al Quran. Karena itu, pada suatu waktu yang sudah ditentukan, maka Umar bin Khatab mengumpulkan para sahabat untuk membahas masalah sholat Taraweh yang sendiri sendiri sehingga keindahan bacaan ayat ayat suci Al Quran tidak bisa dirasakan. Akhirnya Umar bin Khatab mengusulkan supaya sholat Taraweh di malam bulan Ramadhan dilakukan secara berjamaah dipimpin oleh imam sholat, dan jamaah bisa mendengarkan lantunan keindahan ayat ayat suci Al Quran melalui bacaan imam. Dengan berbagai dialog antara Umar bin Khatab dengan para sahabat sahabat lain, akhirnya para sahabat sepakat untuk melakukan sholat taraweh secara berjamaah. Sejak saat itu, sampai sekarang, maka umat muslim melakukan sholat Taraweh secara berjamaah di Masjid Masjid, dan tidak lagi sholat Taraweh sendiri sendiri seperti sebelumnya. Demikian tulisan saya tentang “cara jadi pemimpin yang baik seperti Umar bin Khatab”. Dan semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi kita yang lebih baik lagi di masa yang akan datang aamiin.
(Ayo Belajar Seumur Hidup, Surabaya 28 Mei 2019)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar