Breaking

Jumat, 24 Mei 2019

Berpuasa dan gaya hidup Sesuai Strata Ekonomi dan Sosial

(Dok Pribadi Masjid Al Akbar) 
Berpuasa dan gaya hidup sesuai strata ekonomi dan sosial masyarakat menjadi peta tersendiri yang menarik untuk kita lihat sebagai gambaran kondisi masyarakat kita. Pada dasarnya, setiap muslim yang berpuasa Ramadhan tetap wajib melakukan hal hal atau aktivitas yang menjadi kewajibanya. Mereka yang belajar tetap harus belajar. Dan yang sudah wajib mencari nafkah juga harus tetap mencari nafkah atau bekerja seperti hari hari biasanya. Sampai hari  ke 19 puasa Ramadhan tahun ini, saya sudah melihat lihat dan berjalan jalan ke setiap sudut masyarakat di Surabaya dan Madura dan beberapa tempat lain, yang menunjukan cara mereka melewatkan hari hari dalam puasa Ramadhan. Dan dari sini, saya melihat ada 3 gambaran dari 3 Strata ekonomi dan sosial yang berbeda dalam melewatkan hari hari di bulan Ramadhan ini. Dalam kelompok masyarakat yang saya amati ini ada kelompok karyawan baik ASN (Aparatur Sipil Negara) atau karyawan perusahaan swasta baik kecil maupun menengah yang bekerja setiap hari dari Senin sampai Jumat atau Sabtu. Kelompok berikutnya adalah para pekerja bebas/freelance. Mereka ini bekerja pada perusahaan tapi paruh waktu, jadi mereka bebas mengatur waktu kapan bekerja kapan mereka istirahat. Yang penting apa yang diinginkan perusahaan terpenuhi. Sebagai contoh, marketing freelance, driver ojek online, driver taxi/mobil online. Sedangkan kelompok yang ketiga, adalah mereka yang memiliki usaha mikro/kecil atau usaha yang dijalankan sendiri oleh mereka sendiri. Sebenarnya, selain tiga kelompok strata di atas, masih ada lagi strata ekonomi dan sosial lainnya. Tapi untuk kali ini, saya akan menulis yang 3 di atas saja. Kita akan melihat gambaran bagaimana 3 kelompok dengan strata ekonomi dan sosial yang berbeda ini menjalankan puasa Ramadhan. Baiklah…kita aka lihat potret mereka dalam menjalani ibadah puasa ramdhan mereka.

Pertama, dengan status strata ekonomi dan sosial yang umum dan memang jumlahnya cukup banyak di tengah tengah masyarakat kita. Mereka ini para karyawan ASN, karyawan Swasta dan juga karyawan Pabrikan. Cara melewatkan hari hari dalam puasanya juga seperti masyarakat pada umumnya. Keseharian mereka dalam bulan Ramadhan ini tidak terlalu jauh berbeda denga hari hari biasanya. Jadi mereka ini tetap masuk kerja pagi sampai sore, kerja seperti hari hari yang lain di luar Ramadhan. Hanya pada kondisi perusahaan atau pabrikan yang peka dan sangat perhatian pada karyawanya, biasanya mereka pulang sedikit lebih cepat, sebagai bentuk apresiasi perusahaan untuk karyawaannya dalam mempersiapkan buka puasa. Tapi tidak semua perusahaan seperti ini. Yang seperti ini hanya bisa dihitung dengan jari. Selebihnya, adalah perusahaan perusahaan yang tidak memberikan apresiasi apapun kada kaaryawanya. Sehingga tidak ada perbedaan sama sekali dengan kerja rutin/regular.

Kedua, adalah kelompok para pekerja Freelance. Ada freelance marketing property, Freelance Assuransi, freelance dari perusahaan besar (ojek on line, driver mobil onlinde dan Freelance-Frelance lainnya). Kondisi ini agak sedikit berbeda dengan kelompok pertama. Karena ingin sedikit focus pada permasalahan Puasa. Selain itu, kondisi suhu dan iklim Surabaya yang teramat sangat panas, juga sangat mempengaruhi pola mereka dalam mensiasati target kerja mereka supaya tidak terlalu banyak buang buang energy. Meskipun bukan perusahaan yang menarget mereka, tapi mereka sendiri punya target yang harus dicapai hari itu. Sehingga mereka ini mengkombinasikan sebagian waktu hari itu untuk bekerja di lapangan, dan sebagian lagi digunakan untuk beribadah sekalian istirahat menghindarai suhu panas kota Surabaya, dengan cara masuk ke masjid masjid besar di kota Surabaya yang membiarkan mereka tidur tiduran. Seperti Maasjid Nasional Al Akbar, selama bulan puasa membiarkan masyarakat untuk tidur tiduran di dalam masjid. Tetapi di Luar bulan Puasa tidak diijinka untuk tidur tiduran dalam masjid. Jadi, begitulah gaya berpuasa dan gaya hidup sesuai strata ekonomi dan sosial mereka. Kebanyakan mereka mulai kerja di pagi pagi hari sampai tengah hari. Begitu tengah hari dan panas memuncak, mereka masuk ke dalam masjid sekalian beristirahat. Di dalam masjid, mereka biasanya sekalian I’tikaf dan istirahat menghindari terik matahari. Mereka menyebutnya sekali melangkah 2 pekerjaan didapatkan(Istirahat dan ibadah).  Biasanya mereka istirahat mulai dhuhur sampai habis ashar. Sesudah itu, mereka akan kembali bekerja sebentar dan langsung pulang.   

Kelompok yang ketiga, ini yang saya temui di pedalaman pedalaman di Pulau Madura. Mereka ini sangat militan dan fanatik terhadap agama mereka. Bisa disebut mereka ini sangat religious dan menghargai agama mereka khususnya di dalam bulan Ramadhan. Strata ekonomi sosial mereka bermacam macam. Kebanyakan mereka ini usaha mikro milik sendiri. Jadi mereka sangat bebas menentukan pola kerjanya. Sehingga mereka ini begitu extreme dalam menjalankan puasa Ramadhan yaitu dengan menghentikan aktivitas ekonomi selama sebulan penuh. Mereka mengisi hari harinya hanya dengan beribadah saja mulai pagi bangun tidur sampai malam hari menjelang tidur. Lantas bagaimana mereka memenuhi kebutuhan mereka selama sebulan dan menjelang lebara. Mereka ini sudah mengantisipasinya dengan cara menyisihkan keuntungan selama bulan bulan di luar Ramadhan. Sehingga begitu memasuki bulan Ramadhan, kebutuhan keuangan selama sebulan penuh + Hari Raya sudah ada. Wal hasil, mereka bisa melewati bulan Ramadhan dengan penuh tanpa harus memikirkan kebutuhan duniawi atau ekonomi mencari uang. Menarik bukan???? Mengalihkan sebagain rezeki di hari hari biasa, supaya Ramadhan bisa konsentrasi penuh 100% pada ibadah kepada Allah. Dan ada lagi yang menarik diantara mereka kalau ditanya keiinginan terbesar mereka apa? Mereka akan menjawab pergi berhaji. Bagi mereka, tidak ada kata Keluar negeri kecuali berhaji. Hehehe Mantabf… Demikianlah catatan saya tentang Berpuasa dan gaya hidup sesuai strata ekonomi dan sosial. Semoga bisa menjadi inspirasi.
(Ayo Belajar Seumur Hidup, Surabaya 25 Mei 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar