(Dok Pribadi - Taman Kota Terbaru ada Icon Sura Baya)
Taman Kota Surabaya dari 1980 an smp Sekarang,
mengalami pasang surut, baik kondisi tamanya, luas tamanya, dan juga factor factor
lainnya yang berhubungan dengan kondisi Taman kota, antara lain jumlah
kendaraan dan jumlah penduduk. Taman Kota Surabaya saat ini ada sekitar 420 an
lebih. Dan jumlah ini akan terus ditambah sampai sekitar 700 an taman akan
menghiasi kota Surabaya. Penambahan jumlah taman sampai sejumlah 700 an ini
bukan tanpa alasan. Hal utama yang mendasarinya adalah sebagai upaya
menurunkan suhu kota Surabaya yang cukup panas. Selain itu, idealnya wilayah
kota Surabaya 40% nya harus berbentuk hutan kota atau lahan terbuka hijau.
Dengan demikia penambahan jumlah taman, memang harus terus diadakan. Pemerintah
Kota Surabaya memang harus berinsiatif mengadakan jumlah taman yang jumlahnya
sampai ratusan sebagai upaya menciptakan udara yang bersih dan suhu yang segar
bagi warga kota Surabaya. Bagi warga kota Surabaya, dulu di sekitar tahun 1980
an, masih banyak rumah rumah warga yang di depan rumahnya masih ada lahanya
untuk menjadi taman rumah. Taman rumah ini diisi atau ditanami dengan berbagai
tanaman hias. Sehingga bisa menjadi kesegaran tersendiri bagi pemilik rumah.
Penulis, masih ingat diahun 1983 di sekitar tembok dukuh, di beberapa gang yang
ada di sana masih ada beberapa pohon asam dan beberapa pohon lainnya. Tapi
kalau sekarang, sudah tidak ada. Ini hanya sebuah kasus yang ada di satu
diantara sekian banyak gang atau jalan di Surabaya. Karena itu, penambahan
jumlah taman kota memang menjadi sebuah keharusan untuk kota Surabaya.
Selain itu, kondisi jumlah kendaraan yang semakin hari
semakin padat, juga ikut menyumbang tingginya suhu di kota Surabaya. Sebagai gambaran
di tahun 1983 waktu itu saya SD kelas 3 sedang mengunjungi kota Surabaya. Yang
masih saya ingat, saya naik bus susun/tingkat melintas di Jl Ahmad Yani menuju
wonokromo. Tiba tiba paman saya meminta sopir Bus Susun untuk berhenti. Kamipun
berhenti di sekitar pabrik kulit waktu itu. Dan saya masih ingat betul, waktu
itu kami berdua turun dari bus dengan santai. Bus juga berhenti di tengah
jalan, kemudian kami berdua berjalan ke pinggir dengan santai. Maklum masih
sepi hehehe, sangat jarang sekali kendaraan pribadi (mobil maupun motor pribadi
melintas). Yaw ajar saja, karena waktu itu di kampung saya saja hanya ada 5
pemilik motor. Bayangkan sekarang, hampir tiap rumah ada motornya bahkan ada
yang sampai 5 motor dalam satu rumah. Nah dengan semakin padatnya kendaraan
saat ini memang sangat diperlukan jumlah taman/ruang terbuka hijau yang lebih
luas lagi atau prosentasenya lebih banyak. Karena itu, kalau kita melihat
perkembangan taman kota Surabaya dari 1980 an sampai sekarang memang banyak
perkembangan. Perkembangan yang signifikan memang terjadi di era Risma sebagai
Walikota Surabaya. Tapi sebenarnya, ketika Risma belum jadi Walikota taman di
kota Surabaya mulai menggeliat. Waktu itu Risma masih sebagai Kepala Dinas Pertamanan
Kota Surabaya. Dengan keahlian ilmunya di bidang tata kota, Risma yang masih
sebagai Kepala Dinas mulai merestorasi lahan gersang (tanah yang tanpa tanaman
tapi milik Pemerintah Kota) menjadi lahan hijau. Satu diantaranya, lahan
pemisah jalur di jalan kembar Dr Sutomo yang semula hanya berupa tanah, disulap
menjadi lahan hijau. Praktis tidak lagi terlihat tanahnya. Karena sudah
ditanami dengan tanaman tanaman pilihan yang bisa memproduksi lebih banyak
oksigen. Demikian juga dengan lahan pemisah di jalan kembar Jl Diponegoro yang semula tanah gersang,
sekarang sudah menjadi lahan hijau (bener bener hijau karena penuh dengan
tanaman). Dan ini terus dikembangkan ke jalau jalur lainnya.
Ketika Risma sudah menjadi
Walikota Surabaya, maka Risma mulai merestorasi semua taman yang ada di Kota
Surabaya. Bukan hanya merestorasi tapi juga menambah jumlah taman kota. Sebagai
contoh, Taman bungkul di restorasi menjadi lebih baik dalam hal kualitas
sebagai taman maupun sebagai pusat berkumpulnya masyarakat. Begitu besar
perhatian Risma terhadap taman kota (taman bungkul dan taman taman lainnya).
Hingga suatu saat, ada event salah satu perusahaan besar tapi kemudian akibat
event itu, tanaman di Taman Bungkul ini mengalami kerusakan. Akhirnya Risma
Marah besar di lokasi kejadian, dan mengharuskan perusahaan penyelenggara event
itu melakukan perbaikan taman dan tanaman di Taman Bungkul ini. Penambahan
restorasi lahan untuk menjadi lahan terbuka hijau, juga bisa disaksikan di
jalur atau jalan Akses Suramdu sisi Surabaya dan sisi Madura. Akan ada
perbedaan yang cukup mencolok. Kalau di sisi Surabaya, maka di tengah jalur
atau jalan aksesnya mendekati jembatan Suramadu akan penuh dengan tanaman tapi
kalau yang di sisi Madura akan terlihat masih belum menjadi lahan terbuka hijau
(apalagi di musim kemarau akan terlihat panas dan gersang). Dan sekaranng
jumlah taman kota Surabaya terus bertambah dan akan ditambah terus untuk
menurunkan suhu kota Surabaya. Itulah sedikit kisah taman kota Surabaya dari
1980 an sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar