Breaking

Minggu, 16 Juni 2019

Taman Kota Surabaya dari 1980 an smp Sekarang

(Dok Pribadi - Taman Kota Terbaru ada Icon Sura Baya)
Taman Kota Surabaya dari 1980 an smp Sekarang, mengalami pasang surut, baik kondisi tamanya, luas tamanya, dan juga factor factor lainnya yang berhubungan dengan kondisi Taman kota, antara lain jumlah kendaraan dan jumlah penduduk. Taman Kota Surabaya saat ini ada sekitar 420 an lebih. Dan jumlah ini akan terus ditambah sampai sekitar 700 an taman akan menghiasi kota Surabaya. Penambahan jumlah taman sampai sejumlah 700 an ini bukan tanpa alasan. Hal utama yang mendasarinya adalah sebagai upaya menurunkan suhu kota Surabaya yang cukup panas. Selain itu, idealnya wilayah kota Surabaya 40% nya harus berbentuk hutan kota atau lahan terbuka hijau. Dengan demikia penambahan jumlah taman, memang harus terus diadakan. Pemerintah Kota Surabaya memang harus berinsiatif mengadakan jumlah taman yang jumlahnya sampai ratusan sebagai upaya menciptakan udara yang bersih dan suhu yang segar bagi warga kota Surabaya. Bagi warga kota Surabaya, dulu di sekitar tahun 1980 an, masih banyak rumah rumah warga yang di depan rumahnya masih ada lahanya untuk menjadi taman rumah. Taman rumah ini diisi atau ditanami dengan berbagai tanaman hias. Sehingga bisa menjadi kesegaran tersendiri bagi pemilik rumah. Penulis, masih ingat diahun 1983 di sekitar tembok dukuh, di beberapa gang yang ada di sana masih ada beberapa pohon asam dan beberapa pohon lainnya. Tapi kalau sekarang, sudah tidak ada. Ini hanya sebuah kasus yang ada di satu diantara sekian banyak gang atau jalan di Surabaya. Karena itu, penambahan jumlah taman kota memang menjadi sebuah keharusan untuk kota Surabaya.  

Selain itu, kondisi jumlah kendaraan yang semakin hari semakin padat, juga ikut menyumbang tingginya suhu di kota Surabaya. Sebagai gambaran di tahun 1983 waktu itu saya SD kelas 3 sedang mengunjungi kota Surabaya. Yang masih saya ingat, saya naik bus susun/tingkat melintas di Jl Ahmad Yani menuju wonokromo. Tiba tiba paman saya meminta sopir Bus Susun untuk berhenti. Kamipun berhenti di sekitar pabrik kulit waktu itu. Dan saya masih ingat betul, waktu itu kami berdua turun dari bus dengan santai. Bus juga berhenti di tengah jalan, kemudian kami berdua berjalan ke pinggir dengan santai. Maklum masih sepi hehehe, sangat jarang sekali kendaraan pribadi (mobil maupun motor pribadi melintas). Yaw ajar saja, karena waktu itu di kampung saya saja hanya ada 5 pemilik motor. Bayangkan sekarang, hampir tiap rumah ada motornya bahkan ada yang sampai 5 motor dalam satu rumah. Nah dengan semakin padatnya kendaraan saat ini memang sangat diperlukan jumlah taman/ruang terbuka hijau yang lebih luas lagi atau prosentasenya lebih banyak. Karena itu, kalau kita melihat perkembangan taman kota Surabaya dari 1980 an sampai sekarang memang banyak perkembangan. Perkembangan yang signifikan memang terjadi di era Risma sebagai Walikota Surabaya. Tapi sebenarnya, ketika Risma belum jadi Walikota taman di kota Surabaya mulai menggeliat. Waktu itu Risma masih sebagai Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya. Dengan keahlian ilmunya di bidang tata kota, Risma yang masih sebagai Kepala Dinas mulai merestorasi lahan gersang (tanah yang tanpa tanaman tapi milik Pemerintah Kota) menjadi lahan hijau. Satu diantaranya, lahan pemisah jalur di jalan kembar Dr Sutomo yang semula hanya berupa tanah, disulap menjadi lahan hijau. Praktis tidak lagi terlihat tanahnya. Karena sudah ditanami dengan tanaman tanaman pilihan yang bisa memproduksi lebih banyak oksigen. Demikian juga dengan lahan pemisah di jalan kembar  Jl Diponegoro yang semula tanah gersang, sekarang sudah menjadi lahan hijau (bener bener hijau karena penuh dengan tanaman). Dan ini terus dikembangkan ke jalau jalur lainnya.

Ketika Risma sudah menjadi Walikota Surabaya, maka Risma mulai merestorasi semua taman yang ada di Kota Surabaya. Bukan hanya merestorasi tapi juga menambah jumlah taman kota. Sebagai contoh, Taman bungkul di restorasi menjadi lebih baik dalam hal kualitas sebagai taman maupun sebagai pusat berkumpulnya masyarakat. Begitu besar perhatian Risma terhadap taman kota (taman bungkul dan taman taman lainnya). Hingga suatu saat, ada event salah satu perusahaan besar tapi kemudian akibat event itu, tanaman di Taman Bungkul ini mengalami kerusakan. Akhirnya Risma Marah besar di lokasi kejadian, dan mengharuskan perusahaan penyelenggara event itu melakukan perbaikan taman dan tanaman di Taman Bungkul ini. Penambahan restorasi lahan untuk menjadi lahan terbuka hijau, juga bisa disaksikan di jalur atau jalan Akses Suramdu sisi Surabaya dan sisi Madura. Akan ada perbedaan yang cukup mencolok. Kalau di sisi Surabaya, maka di tengah jalur atau jalan aksesnya mendekati jembatan Suramadu akan penuh dengan tanaman tapi kalau yang di sisi Madura akan terlihat masih belum menjadi lahan terbuka hijau (apalagi di musim kemarau akan terlihat panas dan gersang). Dan sekaranng jumlah taman kota Surabaya terus bertambah dan akan ditambah terus untuk menurunkan suhu kota Surabaya. Itulah sedikit kisah taman kota Surabaya dari 1980 an sampai sekarang.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar