Breaking

Rabu, 26 Juni 2019

Etika Mencari Kerja Dulu dan kini


(Dok Pribadi)
Etika mencari kerja dulu dan kini sebenarnya tetap saja. Hanya saja karena banyaknya perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam dunia selama ini, khususnya di bidang ekonomi dan juga dunia kerja, maka perilaku dalam mencari pekerjaan juga ada pergeseran. Berdasarkan pengakuan dan pengalaman beberapa orang yang sekarang sudah masuk masa purna tugas, memang ada pola pencarian kerja oleh tenaga kerja dan juga perilaku perusahaan atau institusi yang berubah. Mungkin bisa juga disebut sebagai paradox mencari kerja dulu di era 70 an dan kini. Dalam artikel kali ini, akan saya ceritakan beberapa pengalaman para pelaku yang sekarang sudah di masa pensiun. Secara umum, para narasumber memang mengakui dan mengalami hal yang sama dalam pencarian kerja di era 70 an. Pengakuan dan pengalaman itu adalah “Di era 70an, perusahaanlah yang mencari tenaga kerja, Tapi di era sekarang Tenaga Kerjalah yang mencari Perusahaan”. Di era yang kini tenaga kerjalah yang mencari perusahaan, ternyata kadang kala masih ada kasus yang menunjuk bahwa etika para tenaga kerja juga kurang bagus, tidak seintegritas para tenaga kerja di zaman dulu (era 70an). Beberapa kasus itu antara lain, masih banyaknya kasus pencurian barang atau harta benda milik perusahaan oleh karyawan sendiri. Hal ini tentu saja sangat disayangkan. Karena kasus criminal semacam ini, sangat atau bisa dipastikan berujung pada PHK, padahal sekarang ini sulit mencari pekerjaan. Itu satu diantara paradox dunia kerja.

Nara suber saya yang satu ini kelahiran tahun 1950. Artinya sekarang sudah berusia 69 tahun. Pria kelahiran kota udang Sidoarjo ini membenarkan bahwa di tahun 70an dulu, perusahaan rata rata yang mencari tenaga kerja supaya mau bekerja di perusahaanya. Sebagai contoh yang dialami beliau sendiri. Waktu itu, dirinya sebenarnya lulusan SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Sambil menunggu pengangkatan sebagai Guru, beliau suka sekali main ke beberapa lokasi perusahaan  perusahaan di kawasan Siodarjo. Kebetulan waktu itu, ada perusahaan nasional yang sedang mencari tenaga kerja di bidang Tekhnik. Dan nampaknya, perusahaan ini sudah lama mencari tenaga kerja di bidang tekhnisi tapi tidak juga segera menemukan tenaga kerja yang dimaksud karena tidak ada yang melamar. Akhirnya dengan modal nekad beliau mau bekerja sebagai tekhnisi. Kenapa saya bilang nekad, karena antara background pendidikannya sebagai pendidik sedangkan pekerjaannya yang baru adalah tekhnisi. Jadi ga nyambung. Karena nekad, akhirnya beliau semangat untuk belajar dari nol tentang pekerjaannya yang baru yaitu sebagai tekhnisi. Sayang sekali langkah yang beliau tempuh tidak banyak diikuti teman teman sebayanya. Ya …itulah etika mencari kerja dulu dan kini. Dan ternyata langkah yang beliau ambil ini sudah tepat. Karena sekarang perusahaan yang ditempati beliau ini menjadi perusahan sekala nasional yang mampu menggaji dan memberi uang pensiunan lebih besar dari pada perusahaan swasta pada umumnya. Tidak hanya itu, beliau juga sukses menempatkan 2 putranya dari 4 putra putrinya di perusahaan ini, yang sekarang sangat diminati tenaga kerja.

Nara sumber saya yang berikutnya adalah juuga seorang yang lulusan SPG/Sekolah Pendidikan Guru. Bedanya saat itu di tahun 1974 sekolah sekolah sedang kekurangan tenaga guru, Akhirnya selang beberapa saat sesudah lulus belliau langsung diangkat sebagai guru dalam hal  ini tentu saja diangkat sebagai PNS. Tapi beliau juga mengakui bahwa saat itu, memang sebagian besar perusahaan atau institusilah yang gencar mencari tenaga kerja. Dan Alhamdulillah beliau juga mengakui bahwa pekerjaannya sebagai guru juga bisa berhasil mengantar putra putri untuk jadi orang yang sukses. Meski berbeda dengan naras umber yang awal, yang menempatkan putranya di perusahaan yang ditempati beliau selama 45  tahun. Untuk naras umber saya yang kedua ini, membebaskan putra putrinya untuk berkarya di bidang apa saja, yang penting halal dan mulia. Selain 2 nara sumber saya ini, saya masih ada satu naras umber lagi. Beliau adalah lulusan SMEA di tahun awal awal 70an. Beliau yang lulusan SMEA ini juga mengakui bahwa di tahun 70an itu perusahaan yang mencari karyawan. Sehingga waktu itu, beliau langsung bisa bekerja di salah satu BUMN yang cukup besar yang berlokasi di Jawa Timur. Selang beberapa tahun bekerja di perusahaan ini, beliau melihat kesempatan untuk menjadi partner di perusahaan BUMN ini. Akhirnya beliau keluar dan menjadi supplier sukses di perusahaan ini sampai sekarang. Menurutnya, bekerja sebagai karyawan di BUMN tersebut dan menjadi partner atau supplier di perusahaan tersebut tentu ada kekurangan dan kelebihannya. Meski demikian terlepas dari itu semua, menjadi partner atau supplier perusahaan tersebut memberikan kebebasan waktu yang lebih banyak lagi. Sekali lagi beliau mengakui paradigma mencari kerja dulu dan sekarang memang menjadi paradox yang harus pandai pandai disikapi oleh calon tenaga kerja kita. Tapi, itulah realitasnya etika mencari kerja dulu dan kini.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar