(dok Pribadi ceramah di Masjid)
Puasa jadi sholeh individual dan sholeh sosial.
Demikian disampaikan penceramah dalam tausiah yang disampaikan ustadz Wahyudhi
di Masjid Al Hijriyah Pakis Sawahan Surabaya. Dalam ceramah ini, ustadz Wahydhi
bercerita, bahwa dulu pernah ada seseorang yang bernama Hasyim dan ahli ibadah.
Sholat 5 waktu tertib, puasa juga rajin, sholat malam dan sholat dhuha juga
rajin. Hingga pada suatu malam, Hasyim berniat sholat malam. Maka beliau
mengambil air wudhlu di belakang rumah di kegelapan malam. Ketika berjalan dari
rumah menuju sumur, Hasyim melihat ada seseorang tinggi besar dan gagah
berwajah tampan berada di pinggir sumur sambil membawa buku yang sangat tebal.
Maka bertanyalah Hasyim ke seseorang tersebut. Dan ternyata, sosok pria tinggi
besar dan gagah berjubah putih itu adalah malaikat pembawa catatan penduduk
Bumi yang Ahli Syurga. Maka detak jantung Hasyim berdegup kencang melihat buku
catatan nama nama penduduk Bumi yang ahli syurga. Dalam hatinya Hasyim berkata
“selama ini selama 20 tahun dirinya menyibukan diri untuk beribadah kepada
Allah, maka pastilah namanya ada dalam buku itu”. Maka Hasyimpun meminta kepada
malaikat itu untuk membuka buku itu dan mencari namanya. Malaikat itupun
membuka lembar demi lembar mencari nama Hasyim, tapi sayang sekali… sampai
lembar terakhir dalam buku itu, ternyata nama Hasyim tidak tercantum.
Mengetahui namanya tidak tercatat dalam Buku itu, Hasyimpun terduduk lemas
danhampir pingsan, mengingat selama ini selama 20 tahun dirinya menyibukan diri
untuk beribadah pada Allah, tapi kenapa namanya tidak ada dalam buku itu. Maka
Hasyimpun memberanikan diri bertanya pada malaikat yang ada di hadapanya,
“mengapa dirinya tidak masuk dalam nama nama penghuni syurga?”. Malaikat inipun
menjawab “benar bahwa dirimu ahli ibadah siang malam, tapi kamu tidak
memperhatikan bahkan cendering tidak perduli dengan tetanggamu yang kelaparan
karena tidak punya makanan, kamu tidak mau tahu dengan kesulitan anak yatim,
kamu juga tidak perduli dengan tetangga tetanggamu yang dalam kemiskinan”.
Itulah penyebab dirimu tidak masuk dalam buku catatan penduduk Bumi yang ahli
Syurga.
Dari cerita di atas, menunjukan pada kita, bahwa jalan
menuju kemulian hidup di Syurga, tidak cukup hanya dengen beribadah pada Allah
secara langsung (Sholeh Individual) seperti Sholat, Dzikir dan ibadah ibadah
religi lainnya yang langsung kita tujukan pada Allah. Tetapi juga diperlukan
Sholeh Sosial yaitu ibadah ibadah yang ada hubunganya dengan sesame manusia.
Misalnya, menolong orang yang dalam kesulitan, memberi makanan pada orang yang
kelaparan, menyantuni anak yatim dll. Nah…semua manusia tentu ingin hidup mulia
atau masuk syurga. Karena itu, syaratnya adalah Sholeh sosial dan sholeh
individual. Karena itu, untuk menciptakanya maka puasa jadi sholeh individual
dan sholeh sosial. Artinya, berbagai ibadaha dalam puasa Ramadhan ini akan
membentuk manusia yang punya kesholehan individual dan kesholehan sosial.
Sebagai contoh, ketika di dalam bulan puasa Ramadhan semua orang menjadi banyak
beribadah langsung ke Allah (Puasa dengan tertib, sholat 5 waktu juga tertib,
sholat sunah jadi lebih rajin, membaca Al Quran, dzikir juga sangat rajin). Dan
di sisi lain, ibadah amaliah kepada sesama manusia/kesholehan sosial juga tidak
kalah rajinya (memberikan buka puasa, infaq dan sodaqoh jadi sering dilakukan).
Ini dilakukan selama 30 hari.
Apa maknanya meningkatkan kerajinan perbuatan yang
sholeh secara individual dan sholeh secara sosial selama 30 hari lebih????
Dalam menumbuhkan kebiasaan baik, maka diperlukan perilaku baik yang terus
menerus kita lakukan tanpa jedah selama beberapa waktu. Bisa 20 hari atau 30
hari. Dan dalam bulan puasa Ramadhan ini, kita melakukan perbuatan baik mulai
dari bangun tidur sampai tidur lagi. Dan itu kita lakukan selama 30 hari.
Artinya, kita berbuat baik selama 24 jam kali 30 hari selama teru menerus tanpa
putus. Maka kalau kita jujur dan ikhlas melakukan kebaikan itu (persis 24 jam
kali 30 hari) tanpa dijedah dengan amal perbuatan jelek di dalamnya. Maka Insya
Allah lulus Ramadhan, kita akan benar benar jadi manusia yang sholeh secara
Indiviual maupun sholeh secara sosial. Dan itu pahalanya adalah Syurga.
Sebenarnya kalau sudah menjadi orang yang memiliki
Kesalehan individu maupun kesalehan sosial bukan hanya pahala syurga di Akhirat,
tapi di dunia ini juga akan menjadi mulia. Bisa dibayangkan kalau ada orang
yang bisa memiliki kesalehan sosial maka ia akan gampang terima dimana napun
berada, baik di masyarakat secara umum. Dengan demikian dia akan banyak diterima
di berbagai kalangan masyarat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar