Surabaya 8 Mei 2019. Hari ini adalah hari kedua
puasa Ramadhan dan sudah ketiga kalinya sholat Taraweh. Ada hal yang menarik
yang ingin saya sharing dalam artikel saya kali ini yaitu terkait dengan
bagaimana cara kita mengingatkan pimpinan kita jika pimpinan itu salah. Topik
ini muncul dalam benak saya, karena imam dalam sholat taraweh yang saya ikuti
(mungkin lupa, sehingga melakukan kesalahan, yang mestinya duduk, tapi imam
melanjutkan berdiri). Baiklah…sebelum saya masuk dalam bahasan saya, saya akan
bercerita sebentar tentang kejadian dan tata cara sholat, kemudian saya akan
bahas pelajaran apa yang kita petik.
Waktu itu sholat taraweh sudah berjalan 8 rekaat,
artinya sesudah sujud terakhir di rekaat ke 8 ini imam mestinya duduk tasyahud
akhir dan salam. Tapi yang terjadi, sang imam justru kembali berdiri. Dan
sesuai aturan sholat, karena ada kesalahan yang dilakukan sang imam, maka
makmum yang laki laki secara serentak langsung mengucapkan “SUBHANALLAH”. Dan
imam langsung tanggap begitu makmum mengucapkan SUBHANALLAH pada waktu sholat,
maka itu artinya imam membuat kesalahan, sehingga sang imam kembali lagi pada
gerakan sholat yang benar dan sholat berlangsung kembali seperti biasa. Itu peristiwanya.
Sekarang kita masuk pada tata cara sholat. Jadi
sholat jamaah harus ada imamnya, dan berdiri paling depan. Nah di belakangnya
imam, sebisa mungkin orang/makmum yang ilmu agamanya setara dengan imam(jangan
sampai anak kecil ada di belakang imam. Kecuali kalau sholatnya hanya berdua
antara imam dan anak kecil saja). Kenapa di belakang imam harus orang yang ilmu
agamanya setara atau mendekati sama dengan sang imam. Ini sebagai upaya atau
berjaga jaga, nanti kalau di tengah tengah sholat imam tiba tiba batal, maka
yang menggantikan sebagai imam adalah makmum atau orang yang di belakang imam.
Jadi jelas ya…kalau ada apa apa dengan sang imam sehingga tidak bisa
melanjutkan memimpin sholat, maka yang dibelakang imam harus siap mengambil
posisi sebagai imam untuk melannjutkan sholat. Tata cara yang berikutnya
adalah, kalau imam salah melakukan urut urutan sholat (misalnya, waktu berdiri
imam malah duduk, waktu duduk imam malah berdiri) maka makmum yang laki laki
harus mengingatkan dengan cara mengucapkan “Subhanallah” dan makmum wanita
mengingatkan dengan memukulkan tapak tangan kananya ke lengan kiri sampai
berbunyi “Plak” dan di dengar sang imam(tidak boleh berbicara “Subhanallah”
seperti makmum laki laki). Itu tata cara mengingatkan sang imam. Berikutnya,
kita akan ambil hikmahnya sebagai pelajaran dalam kehidupan sehari hari.
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu bertemu yang
namanya pimpinan. Dimanapun kita berada pasti ada yang namanya pimpinan, baik
pimpinan secara formal structural ataupun pimpinan non formal non structural. Bahkan
dalam rumah tangga juga ada pimpinan yaitu suami/bapak sebagai kepala keluarga
atau pimpinan keluarga. Di perusahaan juga ada banyak unsur pimpinan mulai pimpinan
puncak sampai pimpinan menengah. Dalam organisasi juga ada pimpinan. Pimpinan inilah
yang menentukan arah perjalanan suatu organisasi. Sebagai pimpinan keluarga,
maka suami atau ayah yang menentukan arah perjalanan keluarga. Sejauh pimpinan
melakukan keputusan atau berjalan dengan benar, maka anggota akan tetap
mengikuti dan mendukung. Tapi jika pimpinan melakukan langkah dan mengambil
keputusan yang salah, tentu harus ada yang mengingatkan. Masalahnya, tidak
semua anggota berani mengingatkan karena berbagai kendala psikologi. Karena itu
dari tata cara sholat inilah kita ambil hikmah dan menjadikan contoh untuk
mengingatkan pimpinan yang salah. Kalau sang imam salah maka kita ingatkan
dengan kalimat yang indah dan enak didengar dan punya arti yang baik juga yaitu
“Subhanallah” yang artinya Allah yang Maha Suci. Indah bukan cara mengingatkan.
Bukan dengan kalimat yang kasar (semisal, hai..salah atau lho gimana to koq
salah atau dasar ga punya ilmu). Bahkan kalau yang mengingatkan itu perempuan
malah hanya dengan symbol/kode(menepukan tapak tangan ke lengan kiri). Pendek
kata, jika ada kesalahan yang dilakukan sang imam maka makmum mengingatkan
dengan baik sesuai aturan sehingga sang imam yang diingatkan juga paham
kesalahannya dan sholat jalan terus. Coba kalau kita mengingatkan imam yang
salah dengan kalimat kalimat yang kasar, yaaa batal sholatnya hehehe. Demikian
juga dalam kehidupan kita sehari hari baik dalam lingkungan social kemasyarakatan
atau dalam lingkungan pekerjaan kita, kalau ada pimpinan atau unsur pimpinan
yang salah, maka kewajiban kita mengingatkan dengan cara dan kalimat yang baik
sehingga pimpinan sadar akan kesalahannya dan bisa menerima masukan dari kita
sebagai bawahan. Seperti yang saya sampaika di atas, orang yang di belakang
imam/pimpinan semestinnya juga harus benar benar dengan kesadaran penuh mengikuti
setiap gerakan sholat imam. Jangan sampai melamun atau pikiranya kemana mana. Karen
jika imam salah, mestinya orang/makmum yang di belakang imam ini yang pertama
kali tahu dan harus punya ilmu atau cara mengingatkan. Demikian juuga dalam
kehidupan sehari hari, jika anda dekat dengan pimpinan, maka anda juga harus
ikut focus mengikuti jalanya pimpinan anda dan juga punya ilmu atau cara untuk
mengingatkan pimpinan and jika berbuat salah.
Konklusi dari catatan
artikel saya kali ini, kita harus tahu posisi kita seberapa dekat dengan
pimpinan kita, kita juga harus tahu ukuran salah dan benar dalam setiap langkah
pimpinan kita atau orang dekat kita. Karena kita wajib mengingatkan jika mereka
berbuat salah. Nah berikutnya, kita juga harus punya ilmu komunikasi yang baik
jika pada saatnya kita harus mengingatkan pimpinan kita itu. Semoga ini menjadi
inspirasi kiat semua untuk terus belajar mengembangkan diri kita masing masing
aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar